JAKARTA, iNews.id - Market value timnas Irak vs Indonesia menjadi pembahasan hangat dalam wacana sepak bola Asia, terutama seusai pertemuan keduanya di babak kualifikasi Piala Dunia 2026. Perbandingan angka nilai pasar antara skuad Garuda dan Singa Mesopotamia tidak sekadar statistik, melainkan merefleksikan kualitas pemain, komposisi tim, serta potensi masa depan sepak bola setiap negara.
Hasil drawing Kualifikasi Piala Dunia 2026 zona Asia menempatkan Timnas Indonesia dalam Grup B bersama dua raksasa Asia Barat, yaitu Arab Saudi dan Irak. Drawing penting ini dilaksanakan pada 17 Juli 2025 di Kuala Lumpur, Malaysia.
Format ronde keempat kali ini cukup menantang karena setiap tim hanya akan memainkan dua laga tanpa kandang-tandang. Semua pertandingan digelar di lokasi terpusat, dengan Arab Saudi sebagai tuan rumah. Indonesia dijadwalkan menghadapi Arab Saudi pada 8 Oktober 2025 di laga pembuka dan kemudian melawan Irak pada 11 Oktober 2025 di partai kedua.
Dua laga inilah yang jadi penentu utama langkah Garuda untuk mengukir sejarah lolos ke Piala Dunia, sekaligus menjadi ajang pembuktian kualitas skuad Indonesia menghadapi tekanan mental dan persaingan ketat dari tim yang sudah punya tradisi kuat di Asia.
Market value atau nilai pasar adalah estimasi harga jual seorang pemain di bursa transfer. Penilaian ini tak hanya didasarkan pada statistik performa di lapangan, tetapi juga usia, pengalaman, kontrak, reputasi hingga potensi perkembangan pemain.
Nilai ini biasanya diperbarui oleh platform ternama seperti Transfermarkt dan selalu menjadi rujukan klub-klub Eropa maupun Asia ketika berbicara soal transfer dan investasi pemain.
Nilai pasar penting karena menjadi indikator sejauh mana sebuah tim ataupun pemain punya daya saing di kancah internasional. Tak hanya soal prestasi, market value juga menggambarkan daya tarik komersial, eksposur media, dan strategi pengelolaan tim untuk jangka panjang.
Dilansir iNews.id dari Transfermarkt, data terbaru pertengahan 2024 memperlihatkan lonjakan signifikan pada skuad Indonesia, meninggalkan Irak yang sebelumnya lebih unggul secara nilai pasar. Berikut detail perbandingan kedua tim:
Pada akhir 2023, market value Indonesia hanya Rp154,70 miliar, sedangkan Irak Rp179,47 miliar. Artinya, dalam kurun sekitar setahun, market value Indonesia naik sangat signifikan, sebaliknya Irak sedikit menurun.
Kenaikan drastis pada market value Indonesia menunjukkan progres luar biasa dan peningkatan kualitas daya saing pemain serta tim secara keseluruhan.
Komposisi Pemain dan Nilai Individu
Timnas Indonesia saat ini memiliki banyak pemain kunci yang berperan penting mendongkrak market value. Sandy Walsh (Rp26,7 miliar) menduduki posisi teratas sebagai pemain termahal di tim.
Tak hanya itu, masuknya pemain naturalisasi seperti Calvin Verdonk diproyeksikan turut mendongkrak nilai skuad dalam waktu dekat. Menariknya, terdapat 8 pemain Indonesia yang berkarier di luar negeri, dengan tiga di antaranya mengisi daftar market value tertinggi tim.
Pemain muda seperti Marselino Ferdinan juga menjadi harapan besar, berkat bakat serta kontribusinya yang konsisten. Regenerasi ini menandakan Indonesia memiliki fondasi kuat untuk terus meningkatkan market value dan performa mereka di masa mendatang.
Di kubu Irak, Amjad Attwan menempati peringkat satu sebagai pemain paling mahal dengan nilai sekitar Rp17,38 miliar. Sementara Ali Jasim berada di posisi terbawah dengan nilai sekitar Rp3,48 miliar.
Mayoritas pemain Irak masih aktif di liga domestik, berbeda dengan Indonesia yang lebih banyak mengekspor pemain ke luar negeri. Inilah yang menjadi salah satu tantangan Irak ketika ingin menaikkan market value skuad mereka agar dapat bersaing lebih tinggi di bursa Internasional.
Ada beberapa faktor utama penyebab tingginya market value timnas Indonesia dibanding Irak, di antaranya: