Pelatih asal Brasil itu juga menegaskan filosofi permainan yang diterapkannya: setiap pemain harus aktif dalam dua fase permainan, menyerang dan bertahan.
“Ketika saya berbicara soal pertahanan, itu berarti dimulai dari pemain depan hingga ke belakang, bukan hanya tugas pemain bertahan, tapi juga pemain depan,” lanjut Souza.
Baginya, membangun keseimbangan adalah kunci agar Persija bisa tampil konsisten di setiap pertandingan.
“Saya sudah sampaikan kepada tim bahwa permainan harus dimulai dari penjaga gawang, dan pertahanan juga harus dimulai dari lini depan,” ucapnya lagi.
Performa lebih disiplin Persija di Surabaya menjadi sinyal positif setelah serangkaian hasil kurang memuaskan. Souza menilai timnya kini mulai menemukan identitas permainan yang sebenarnya — kompak, fokus, dan tak mudah kehilangan konsentrasi.
Dengan perbaikan struktur pertahanan dan komunikasi antar lini yang makin padu, Mauricio Souza optimistis Persija bisa kembali ke jalur kemenangan. Dia menilai laga kontra Persebaya menjadi momentum kebangkitan Macan Kemayoran untuk menatap sisa musim Super League 2025-2026 dengan percaya diri.