Setelah itu, Diawara pindah ke Bordeaux di musim 1995 dan sempat dipinjamkan ke Stade Rennais tiga musim berselang. Sebelum akhirnya mencari peruntungan di Inggris dengan memperkuat Arsenal.
Diawara ditebus oleh The Gunners dari Bordeaux dengan mahar 3 juta euro (Rp52,14 miliar). Meski berhasil antarkan timnya finish sebagai runner-up Liga Inggris musim 1998/1999, pemain bertinggi 1,78 m ini bukanlah pemain inti di skuad Arsene Wenger.
Menurut transfermarkt, Diawara hanya mencatatkan 14 kali bermain tanpa mencetak gol satupun di semua kompetisi. Dirinya kalah saing dengan striker top di skuad Meriam London saat itu. Seperti Dennis Bergkamp, Nicolas Anelka, dan Nwankwo Kanu.
Setelah dirasa tidak beruntung main di Inggris, Diawara memutuskan untuk pulang kampung ke Prancis. Ia memperkuat Marseille (Musim 1999) dan Paris Saint-Germain (Musim 2000).
Setelah itu, Diawara kerap berpindah-pindah klub. Pelatih Timnas Guinea U-23 ini main di beberapa klub Prancis, Spanyol, Inggris, Qatar, dan Turki. Seperti West Ham United, Blackburn Rovers, OGC Nice, Racing Ferrol, Al-Ittihad, Al-Kharaitiyat, AC Ajaccio, Gaziantepspor, Ankaragucu, Aiki Larnaca, hingga AC Arles-Avignon.