JAKARTA, iNews.id - Profil TMJ bos JDT yang diduga berperan dalam pemalsuan dokumen 7 pemain naturalisasi Malaysia menjadi sorotan publik setelah muncul kabar bahwa Federasi Sepak Bola Malaysia (FAM) dijatuhi sanksi oleh FIFA akibat dugaan penggunaan dokumen palsu untuk proses naturalisasi sejumlah pemain asing.
Walaupun belum ada bukti hukum yang menyebutkan keterlibatan langsung Tunku Mahkota Johor (TMJ) dalam kasus ini, posisi dan pengaruhnya sebagai pemilik klub Johor Darul Ta’zim (JDT) membuat namanya tak luput dari perhatian.
Tunku Ismail Sultan Ibrahim atau TMJ lahir pada 30 Juni 1984 di Johor Bahru. Ia merupakan putra sulung Sultan Johor, Sultan Ibrahim Ismail, dan Raja Zarith Sofiah. TMJ dikenal memiliki latar belakang militer dan pernah menjalani pendidikan di Indian Military Academy di Dehradun, India. Disiplin dan kepemimpinan dari pendidikan militernya menjadi dasar gaya kepemimpinannya di dunia sepak bola.
Sebagai pewaris takhta Johor, TMJ juga dikenal sebagai tokoh berpengaruh di bidang olahraga, terutama sepak bola. Ia memimpin kebangkitan klub Johor Darul Ta’zim (JDT) dan berhasil mengubahnya menjadi kekuatan besar di Asia Tenggara. Sejak mengambil alih manajemen klub, JDT menjadi langganan juara Liga Super Malaysia dan bahkan mencatat sejarah dengan menjuarai Piala AFC pada 2015, sebuah pencapaian bersejarah bagi klub Malaysia.
Selain menjadi pemilik klub, TMJ juga pernah aktif di struktur Federasi Sepak Bola Malaysia (FAM). Ia dikenal sebagai sosok yang vokal terhadap tata kelola sepak bola nasional dan kerap mengkritik kebijakan federasi yang dianggap tidak transparan. Karena pengaruh besarnya, setiap isu besar di sepak bola Malaysia hampir selalu dikaitkan dengannya, termasuk kasus dugaan pemalsuan dokumen pemain naturalisasi yang kini ramai diperbincangkan.
Kasus ini berawal dari temuan bahwa tujuh pemain naturalisasi yang memperkuat tim nasional Malaysia diduga menggunakan dokumen palsu dalam proses naturalisasi. Dokumen tersebut konon mencantumkan silsilah palsu untuk memperlihatkan bahwa para pemain memiliki keturunan dari Malaysia, sehingga memenuhi syarat bermain untuk tim nasional.
FIFA kemudian melakukan penyelidikan dan menjatuhkan sanksi kepada FAM serta para pemain yang terlibat. FAM dikenai denda besar, sementara tujuh pemain tersebut dilarang beraktivitas di dunia sepak bola selama satu tahun. Meski demikian, hingga kini tidak ada keputusan resmi yang menyebutkan bahwa TMJ secara langsung terlibat atau mengetahui proses pemalsuan tersebut.
Nama TMJ muncul dalam perbincangan publik karena perannya sebagai pemilik JDT, klub yang dikenal memiliki beberapa pemain naturalisasi dalam skuadnya. Posisi JDT sebagai klub paling berpengaruh di Malaysia membuat publik berspekulasi bahwa kebijakan perekrutan pemain asing, termasuk proses naturalisasi, tak lepas dari pengaruh TMJ.
Beberapa pemain naturalisasi yang tengah disorot disebut pernah berhubungan dengan klub atau jaringan manajemen JDT. Dari sinilah dugaan publik berkembang bahwa mungkin ada keterlibatan tidak langsung dari struktur di bawah kendali TMJ dalam proses administrasi pemain tersebut. Namun, sejauh ini dugaan tersebut belum disertai bukti konkret atau pernyataan resmi yang menguatkan keterlibatan pribadi TMJ.
Dalam konteks hukum dan regulasi, tuduhan terhadap seseorang tidak dapat dianggap sah sebelum adanya bukti yang jelas dan keputusan dari otoritas terkait. Oleh karena itu, tudingan terhadap TMJ sejauh ini baru sebatas spekulasi publik, bukan kesimpulan hukum.