Sementara itu, Ketua Umum PSSI Erick Thohir juga sedang berupaya keras memulihkan kembali kepercayaan dunia sepak bola internasional terhadap Indonesia. Menurut Erick, dua peristiwa terakhir membuat nama Indonesia sempat tercoreng. Pertama, pemutusan kerja sama lebih awal dengan tim kepelatihan Patrick Kluivert dan stafnya, yang memicu kritik di media sosial setelah kegagalan Timnas Indonesia di babak keempat Kualifikasi Piala Dunia 2026 zona Asia.
Kedua, kekosongan posisi pelatih kepala Timnas senior setelah pemutusan kontrak tersebut membuat Indonesia kemungkinan tidak berpartisipasi dalam FIFA Matchday periode November 2025. Sebagai gantinya, jadwal tersebut akan difokuskan untuk Timnas U-23.
Erick menegaskan dirinya tidak ingin terburu-buru menunjuk pelatih baru hanya demi menenangkan publik. “Yang pasti, tidak mudah dan tidak bisa buru-buru mencari pelatih karena kondisi ini. Saya harus sosialisasi ke sepak bola internasional tentang apa yang sebenarnya terjadi, dan berusaha meraih kembali kepercayaan komunitas sepak bola dunia terhadap kita,” tegasnya.
Dia juga menilai kejadian ini menjadi pelajaran penting bagi seluruh pihak agar lebih berhati-hati. “Ini pelajaran buat kita semua. Kita harus hati-hati. Kepercayaan internasional tidak datang begitu saja. Harus dijaga dan dibangun. Karena itu, saya tidak mau asal cepat menunjuk pelatih. Kita harus bangun dulu kembali kepercayaan itu secara bertahap untuk bisa dapatkan pelatih Timnas,” sambungnya.
Pernyataan Yunus dan Erick memperlihatkan bahwa PSSI kini lebih fokus pada perbaikan citra dan tata kelola komunikasi publik, terutama dalam menghadapi sorotan media internasional. Kesalahan kecil dalam pemberitaan, apalagi yang bersifat hoaks, bisa berdampak besar terhadap reputasi sepak bola Indonesia di mata dunia.
Langkah hati-hati Erick Thohir dalam mencari pelatih baru dan upaya Yunus Nusi menjaga kredibilitas informasi menjadi sinyal bahwa federasi kini ingin bergerak lebih profesional dan transparan. PSSI sadar, kepercayaan internasional adalah modal utama untuk membawa sepak bola Indonesia menuju arah yang lebih baik.