“Kemudian saya selalu menendang bola dari kiri bawah ke kanan atas, yang membuat bola jadi membelok,” ujarnya.
Seorang fisikawan dari ESPCI dan Ecole Politeknik di Paris bernama David Quere menjelaskan proses terjadinya gol tersebut secara ilmiah. Dia mengatakan proses terjadinya gol bukan kebetulan dan memang memiliki teknik sehingga bola bergerak spiral.
Quere dan kolega dalam penelitiannya memastikan adanya Magnus Effect dalam tendangan Carlos. Ketika bola menurun kecepatannya, Magnus Effects meningkat yang pada akhirnya menciptakan lingkaran spiral.
“Apa yang terjadi pada waktu itu sangat spesial. Kami dihadapkan pada hukum fisika yang tak bisa diduga, tapi sangat mungkin gol semacam itu bisa kembali terlihat. Ketika Michel Platini atau David Beckham menendang bola, mereka membelokkan bola dengan sengaja,” tutur Quere.
“Hal ini berbeda dengan apa yang dilakukan Carlos. Dia bisa memunculkan efek ini karena menendang bola dari jarak jauh,” ucapnya.
Dia menambahkan pemain lain juga bisa memunculkan lagi efek semacam ini ketika bola ditendang sangat keras dan tendangan dilakukan dari jarak kurang lebih 40 meter.
“Sulit bagi saya menyebut gol tersebut sebagai keberuntungan. Saya menyebutnya nyaris mendekati kesempurnaan. Saya berpikir Carlos mungkin selalu mengambil tendangan semacam ini dari jarak jauh. Dia harusnya menyadari bisa mengambil keuntungan dari hal ini,” tuturnya.