Pihaknya juga meminta agar sebelum diserahkan ke pemerintah daerah, harus dicek menyeluruh. Sebab perawatan stadion ini memerlukan anggaran yang tidak sedikit.
"Sebelum ditempati betul-betul cek 100 persen bisa dimanfaatkan. Karena maintenance induknya sangat mahal maka itu harus menggunakan APBD," kata legislatif dari Fraksi PDI Perjuangan ini.
Di sisi lain, Kepala Dinas Pemuda dan Olahraga (Dispora) Kabupaten Malang, M Hidayat mengungkapkan, saat ini Stadion Kanjuruhan, masih dalam pengecekan menyeluruh oleh pemerintah pusat dan belum diserahkan ke Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Malang.
"Kami ceklis dulu misal rumput dalam kondisi bagus. Ini kita melibatkan OPD termasuk Dispora dengan PT Waskita Karya dan Kementerian PU," kata M. Hidayat, terpisah.
Saat pengecekan ini disebutnya, juga melibatkan instansi lain seperti Polres Malang untuk melaksanakan asesmen dari sisi keamanan.
"Setelah dicek layak kemudian ditandatangani oleh Pak Bupati baru itu tidak ada permasalahan lagi. Ceklis sebisa mungkin kita selesaikan secepatnya," tukasnya.
Stadion Kanjuruhan Malang memasuki tahap akhir proses renovasi yang dilakukan sejak 4 September 2023 lalu, dengan memakan anggaran Rp 357 miliar. Renovasi stadion dilaksanakan pascatragedi Kanjuruhan, yang menelan 135 jiwa dan sekitar 600 orang terluka, pada Sabtu 1 Oktober 2022 usai laga Arema FC vs Persebaya Surabaya.
Usai direnovasi, Stadion Kanjuruhan kini menempati luas stadion 3,4 hektar dari 4,8 hektar luas lahan keseluruhan area stadion. Sementara total daya tampung di angka 21.603 penonton.
Terdiri dari 108 kursi untuk tribune VVIP, VIP 2.465 kursi, tribune media 134 kursi, dan disabilitas 16 kursi, untuk tribune barat. Sisanya di tribune timur mampu menampung 4.352 penonton, serta di tribune utara dan selatan yang masing-masing menyediakan 7.264 kursi.