Menurut dia, seluruh kebutuhan tim sudah dipenuhi secara maksimal, termasuk fasilitas selama berada di Thailand. Dia menilai tidak ada kendala berarti di luar teknis permainan.
“Selanjutnya di Chiang Mai (Thailand) pun fasilitas hotel dan lainnya dipersiapkan dengan baik. Memang lapangan latihan memang tahu kondisinya. Kalau berkaitan lain di luar lapangan itu sangat-sangat oke dan sangat baik. Kualitas yang kami bawa luar biasa. Dulu diaspora (pemain abroad) tidak turut, sekarang ikut. Kurang apa?,” sambungnya.
Dengan persiapan panjang dan materi pemain yang lengkap, Sumardji mengaku memiliki keyakinan tinggi Timnas Indonesia U-22 setidaknya mampu melaju hingga partai final. Kenyataan di lapangan justru berjalan berlawanan.
“Jadi saya menggarisbawahi seperti dijauhkan dari keberuntungan,” ujar Sumardji.
Dia juga menyoroti sulitnya tim mencetak gol pada momen krusial, termasuk saat menghadapi Myanmar. Menurutnya, situasi tersebut menjadi gambaran betapa beratnya perjalanan Garuda Muda di turnamen ini.
“Bahkan saya ketika kemarin lawan Myanmar untuk bisa cetak gol awal itu susahnya minta ampun. Setelah kebobolan untuk mengejar gol susahnya begitu. Saya siap dikritik, pengamat dan media untuk mengkritik kepelatihan karena kami butuh itu. Kalau ditanya kenapa, jawaban saya seperti itu tadi,” pungkasnya.