Dalam pandangan Diawara, Indonesia U-22 hanya membutuhkan penyesuaian agar bisa tampil lebih baik pada laga kedua. Ia juga menyoroti bahwa beberapa pemain Indonesia sudah memiliki pengalaman bersama tim senior, sehingga performa mereka seharusnya bisa meningkat.
"Kami tahu mereka memiliki pemain yang bermain dengan tim A, yang memiliki beberapa pengalaman. Jadi, mereka tetap menjadi tim yang sedang belajar," ujar Diawara.
Selain itu, pelatih Mali U-22 tersebut mengakui bahwa duel melawan Indonesia memberikan pengalaman berharga bagi timnya. Menurutnya, jarang bagi Mali menghadapi tim dari Asia, sehingga laga ini turut memperkaya wawasan permainan mereka.
"Kami adalah bangsa dari benua yang berbeda. Itu adalah gaya sepak bola yang biasa mereka mainkan, jadi tidak mudah bagi mereka untuk beradaptasi dengan sepak bola Afrika juga. Bagi kami juga, ini adalah pengalaman baru bermain melawan tim Asia, karena hal itu jarang terjadi pada kami untuk pertandingan berikutnya," ucapnya.
Bagi Timnas Indonesia U-22, dua pertandingan uji coba melawan Mali U-22 ini merupakan bagian dari persiapan akhir menuju SEA Games 2025 yang akan digelar di Thailand pada 9–20 Desember 2025. Laga melawan tim dengan karakter permainan fisik seperti Mali menjadi modal penting untuk menguji ketahanan, mental, dan taktik pasukan Garuda Muda.
Pertandingan kedua di Pakansari pun dinilai sebagai kesempatan besar bagi pelatih dan seluruh pemain untuk memperbaiki kesalahan pada pertemuan sebelumnya sekaligus menambah pengalaman bertanding di level internasional.