JAKARTA, iNews.id – Kejutan demi kejutan kerap menghiasi jalannya bursa transfer. Tiap tahun ada saja drama yang mewarnai proses kepindahan pemain dari satu klub ke klub lainnya.
Dari sekian banyak kejadian, sedikitnya ada lima momen transfer yang dianggap paling aneh. Berikut ulasannya yang dikutip dari Sportskeeda, Senin (28/9/2020):
1. Emmanuel Petit
Kisah aneh terjadi pada 1997 ketika Petit ingin hengkang dari AS Monaco. Awalnya dia melakukan negosiasi dengan Tottenham Hotspur. Kubu The Lilywhites sudah membayar taksi untuk menjemput dan mengantarkan sang pemain ke tempat pertemuan.
Tapi pada hari yang sama, Petit ternyata juga janjian dengan Arsenal. Dia mengarahkan sopir taksi untuk mengantarkannya ke markas Meriam London.
Saat tiba, Petit langsung negosiasi dengan Arsenal. Tak berselang lama, kedua pihak berhasil mencapai kata sepakat.
“Pada saat itu, saya tidak tahu rivalitas antara Tottenham dan Arsenal. Saya menyadari hal itu ketika masuk ke taksi, yang telah dibayar Totenham, untuk saya gunakan ke Arsenal,” kata Petit kepada Daily Mail.
“Itu sama saja seperti Marseille membayar pemain naik taksi untuk bergabung ke Paris Saint-Germain. Namun sebenarnya saya tidak berniat melukai siapapun,” ujarnya.
2. Carlos Tevez
West Ham United berhasil mendatangkan Carlos Tevez di musim 2006/2007. Ketika itu, Tevez dan Javier Mascherano didatangkan satu paket dari klub Brasil Corinthians.
Di musim itu, West Ham sedang bersaing dengan Sheffield United untuk keluar dari zona degradasi. Singkat cerita, West Ham selamat setelah mengalahkan Manchester United (MU). Dalam laga tersebut, Tevez keluar sebagai pahlawan kemenangan.
Di sisi lain, Sheffield secara mengejutkan kalah dari Wigan Athletic di markasnya sendiri. Alhasil, Sheffield harus terdegradasi ke kasta kedua.
Sheffield kemudian menempuh jalur hukum dan menuntut West Ham karena dinilai menyalahi aturan transfer terkait third party rights atau kepemilikan pemain pihak ketiga. Tevez seharusnya tidak boleh tampil di kompetisi resmi karena status kepemilikannya bukan untuk The Hammers, melainkan perusahaan agency Media Sports Investment milik Kia Joorabchian.
Namun Premier League justru memperbolehkan striker asal Argentina itu untuk bermain. Hal tersebut yang kemudian dipermasalahkan oleh Sheffield. Kasus itu baru selesai pada Maret 2009. Kedua tim berdamai dan mengakhiri perselisihan terkait transfer Tevez.