Pelatih berusia 46 tahun itu menegaskan, dia tidak ingin pemain terbebani oleh target harus lolos atau menang besar. Fokus utama baginya adalah memberikan ruang bagi para pemain untuk belajar dan menikmati atmosfer kompetisi bergengsi ini.
“Saya tidak mau pemain terbebani dengan fokus untuk lolos atau tidaknya, tetapi saya mau pemain tampil maksimal di pertandingan terakhir,” kata Nova.
“Ini proses mereka untuk ke depannya agar terus belajar dari situasi-situasi yang didapat di Piala Dunia. Menurut saya itu lebih penting buat saya, dan semoga apapun itu kita berharap bisa lolos,” tambahnya.
Nova juga mengakui menjaga motivasi pemain setelah dua kekalahan beruntun bukan hal mudah. Namun, dia menilai semangat anak asuhnya tetap tinggi dan para pemain bertekad menutup fase grup dengan kemenangan.
Pelatih yang pernah menjadi bek tangguh Timnas Indonesia itu menegaskan, Piala Dunia U-17 adalah momentum penting dalam pembentukan karakter pemain muda. Nova ingin seluruh anggota tim menjadikan setiap laga sebagai pelajaran berharga untuk masa depan sepak bola Indonesia.
Garuda Asia pun kini memasuki laga pamungkas dengan tekad kuat untuk mempersembahkan kemenangan pertama bagi bangsa. Selain menjaga peluang lolos, kemenangan juga akan menjadi penutup yang positif atas perjuangan keras mereka di Qatar.
Kini, semua mata tertuju ke Aspire Zone. Apakah semangat tanpa beban yang ditekankan Nova Arianto mampu mengantarkan Garuda Asia mencatat sejarah di Piala Dunia U-17 2025?