MADRID, iNews.id – Bomber AC Milan Nikola Kalinic dikabarkan sudah tiba di Kota Madrid, Selasa (8/8/2018) waktu setempat. Media ternama Spanyol, Diario AS melaporkan pemain Kroasia itu akan segera merampungkan transfernya ke Atletico Madrid.
Sebelum tanda tangan kontrak, Kalinic akan terlebih dulu melakoni serangkaian tes medis. Kabarnya, penyerang 30 tahun tersebut diboyong Atletico sebagai langkah persiapan jika Kevin Gameiro hengkang ke Valencia. Bulan lalu, agen Kalinic, Tomislav Erceg juga sudah memberikan sinyal kalau kliennya berminat untuk pindah ke Atletico saat diwawancara Estadio Deportivo.
“Nikola tahu betapa kompetitifnya Atletico, dengan Pelatih hebat seperti (Diego) Simeone. Tetapi saat ini keputusan tidak ada di tangan kami melainkan Milan. Jika mereka membiarkan Nikola pergi, kami akan mengevaluasinya,” ujar Erceg.
Kalinic bergabung dengan Milan pada musim panas lalu. Di San Siro, dia menjadi anak kesayangan Gennaro Gattuso dan langsung mendapat tempat di skuat utama. Sayang, pesonanya tak terlalu menawan setelah hanya bisa mencetak enam gol dari 41 laga di semua ajang. Sebuah catatan yang tak gemilang untuk seorang striker.
Musim ini, I Rossonerri sudah kedatangan Gonzalo Higuain dari Juventus. Kondisi tersebut diprediksi merupakan alasan kuat mengapa Milan melepas Kalinic ke Atletico. Higuain disinyalir akan lebih terpakai, mengingat musim lalu dia tampil tokcer dengan Si Nyonya Tua dengan melesakkan 23 gol dari 50 penampilan di semua kompetisi.
Namun, sang pemain memiliki masalah pada peranganinya. Kalinic telah melakukan sikap tak terpuji bersama Kroasia di Piala Dunia 2018. Dia terpaksa dipulangkan lebih awal dari Rusia akibat menolak bermain saat negaranya bentrok Nigeria di penyisihan grup.
Cedera punggung menjadi alasannya kepada Pelatih Kroasia Zlatko Dalic. Namun Dalic geram dengan alasan Kalinic yang menurutnya hanya bualan belaka. Sebelumnya, dia juga menolak bermain dengan alibi yang sama saat melawan Brasil pada laga uji coba sebelum Piala Dunia.
Meski tak diperkuat Kalinic, Kroasia tetap beringas dan mencapai babak final untuk pertama kalinya sepanjang sejarah. Sayang di partai puncak, mereka gagal juara akibat dikandaskan Prancis 2-4 di Stadion Luzhniki, Moskow, 15 Juli lalu.