Kondisi ini membuat Tottenham mulai panik, dan mulai mempersiapkan opsi penjualan sang bomber pada bursa transfer mendatang. Terlebih, mereka butuh dana segar untuk menyeimbangkan keuangan klub.
Bulan lalu, Tottenham membukukan pendapatan 460,7 juta poundsterling (Rp9,07 triliun) plus keuntungan lain senilai 172,7 juta pounsterling (Rp3,4 triliun) untuk keuangan yang berakhir Juni 2019. Namun, klub London Utara itu masih di antara klub Premier League pertama yang melakukan cuti staf yang tidak bermain.
Selain itu, Tottenham juga masih terikat utang senilai 637 juta poundsterling (Rp12,54 triliun) untuk pembangunan stadion baru mereka. Belum lagi, kini pendapatan dari hak siar dan pendapatan pertandingan terhenti karena kompetisi ditangguhkan. Kondisi ini memukul stabilitas keuangan klub.
Untuk itulah, Tottenham mulai bersiap memasang Kane dalam etalase jual dengan banderol 200 juta poundsterling (Rp3,93 triliun). Angka itu bakal menjadikannya pemain termahal dunia memecahkan rekor pembelian Neymar Jr senilai 195 juta poundsterling (Rp3,84 triliun) saat Paris Saint-Germain memboyongnya dari Barcelona pada 2017 silam.
Namun, dengan kondisi ekonomi dunia yang terpukul virus corona tampaknya sulit ada klub yang berani bayar dengan harga tersebut.
Paling realistis, Kane bisa meninggalkan Tottenham dengan harga sekitar 89 juta poundsterling (Rp1,75 triliun) seperti yang dikeluarkan Manchester United (MU) untuk memulangkan Paul Pogba dari Juventus. Dengan angka tersebut, Real Madrid dan MU dikabarkan siap menebusnya.