Usai pertandingan, Ibrahimovic kabarnya membantah dirinya melakukan pelecehan rasis terhadap Lukaku, karena komentar 'voodoo' tersebut merujuk pada insiden spesifik dari masa lalu lawannya itu.
Sky Sport Italia mengatakan perwakilan dari Milan meyakinkan Ibra membantah penghinaan rasis. Diyakini Ibra mengucapkan kalimat itu merujuk pernyataan pemegang saham utama Everton Farhad Moshiri pada Januari 2018 bahwa Lukaku menolak kontrak baru karena 'pesan voodoo.'
"Kami menawarinya kesepakatan yang lebih baik daripada Chelsea dan agennya datang ke Finch Farm untuk menandatangani kontrak," kata Moshiri tiga tahun lalu.
“Robert (Elstone, CEO Everton) ada di sana, semuanya sudah siap, ada beberapa reporter di luar, lalu dalam pertemuan itu Rom (Lukaku) menelepon ibunya,” tutur Moshiri.
“Dia bilang ibunya sedang berziarah di Afrika atau di suatu tempat dan dia punya voodoo dan dia mendapat pesan bahwa dia harus pergi ke Chelsea,” Moshiri mengisahkan.
Lukaku membantah cerita ini, dan memang akhirnya dia bergabung dengan Manchester United, bukan kembali ke Chelsea.
Bomber Belgia itu mengancam akan menuntut Moshiri atas klaim tersebut.
“Keputusan Romelu tidak ada hubungannya dengan voodoo. Dia menjauhkan diri dari keyakinan ini dan pernyataan ini, dan sekarang akan melihat langkah-langkah hukum apa yang dapat diambil terkait dengan mereka, ”kata seorang perwakilan kepada BBC Sport kala itu.
“Romelu sangat Katolik dan voodoo bukan bagian dari hidup atau kepercayaannya. Dia sama sekali tidak percaya pada Everton dan tidak percaya pada proyek Tuan Moshiri. Itu sebabnya dia tidak mau teken kontrak dengan syarat apapun. Dia ingin mengambil langkah selanjutnya dalam kariernya dan ingin keamanan dapat pergi,” ucap perwakilan itu lagi.
Cerita tersebut memang sempat menjadi berita utama di Inggris, dan ternyata Ibra menyimpannya untuk digunakan nanti sebagai penghinaan yang dia tahu akan membuat marah mantan rekannya itu.