Di sisi lain, industri sebagai pengguna tenaga kerja harus berinvestasi dalam pelatihan keterampilan yang relevan dan mengakui sertifikasi non-formal. Selain itu, industri dapat pula mempercepat akselerasi talenta digital dengan mendukung skema pembiayaan dan ekosistem pembelajaran inklusif. Di mana peserta dari banyak kalangan dapat memetik manfaat dari program-program ini.
Mengadopsi strategi ini, Indonesia dapat memastikan ketersediaan talenta informatika yang mumpuni dan berdaya saing global, mempercepat pertumbuhan ekonomi digital, serta memperkuat posisinya sebagai pusat inovasi teknologi di kawasan Asia Pasifik.
Sementara itu, Country Marketing Manager Google Indonesia, Muriel menegaskan komitmen mereka mendukung kolaborasi dalam mengembangkan talenta informatika berkualitas.
“Sejauh ini, hasil kolaborasi tahunan lintas pemangku kepentingan seperti Bangkit, telah berhasil mencetak lebih dari 20,000 talenta informatika. Kami percaya bahwa dengan akses pendidikan yang inklusif dan berkualitas, talenta muda Indonesia dapat berkembang dan memberikan dampak nyata bagi ekosistem teknologi nasional," katanya
Salah satu kisah sukses talenta informatika datang dari seorang pemuda asal Serang, Andi Wijaya, yang turut hadir pada acara ini. Andi mulai belajar mengembangkan aplikasi Android melalui program Indonesia Android Kejar dari Google.
Program ini mengenalkannya pada Dicoding melalui Learning Path Android. Saat ini, dia bekerja di Accenture sebagai Business Architecture Specialist, dengan peran utama sebagai Android Lead.
“Belajar di Dicoding membuka banyak peluang bagi saya, tidak hanya di bidang IT, tetapi juga beasiswa, pelatihan kepemimpinan, dan magang ke luar negeri. Pengalaman tersebut membentuk hard skills, soft skills, serta karakter saya, yang menjadi bekal berharga dalam menghadapi peluang di dunia profesional,” kata Andi.