JAKARTA, iNews.id - Kehadiran ChatGPT disebut dapat mengancam sejumlah pekerjaan. Tapi, studi terbaru mencatat ada banyak pekerjaan yang aman dari ancaman teknologi kecerdasan buatan itu.
Studi dilakukan University of Pennsylvania dan OpenAI. Dalam studi terungkap sekitar 80 persen tenaga kerja Amerika Serikat dapat terpengaruh, setidaknya 10 persen dari tugas kerja mereka setelah kehadiran OpenAI.
Studi juga mengungkapkan teknologi baru akan memengaruhi tingkat upah. Pekerjaan yang berpenghasilan lebih tinggi berpotensi menghadapi risiko penggantian yang lebih besar.
Individu yang memegang gelar Sarjana, Magister, dan Profesional lebih berisiko kehilangan pekerjaan mereka. Pekerjaan yang berisiko digeser yakni metematikawan, penyusun pajak, analis kuantitatif keuangan, penulis atau pengarang, desainer antarmuka web dan digital, pembuat teks simultan, pengoreksi, penanda salinan, akuntan, auditor, analis berita, jurnalis, dan asisten administrasi.
Sebagaimana dikutip dari Metro, pekerjaan yang aman dari keberadaan ChatGPT yakni operator alat pertanian, atlet, mekanik mesin otomatis, tukang bangunan, koki, petugas kanting, bartender, pencuci piring, pemasang, dan perbaikan saluran listrik, tukang kayu, pelukis, tukang pipa, jagal, dan tukang batu.
Dalam bentuknya saat ini, penelitian menunjukkan hanya 3 persen pekerjaan AS yang memiliki lebih dari setengah tugas mereka yang terpapar GPT. Pada potensi penuhnya, LLM dapat memproses dan menghasilkan bentuk data berurutan, termasuk bahasa rakitan, urutan protein, dan permainan catur.