"Basis data yang bocor itu berisi berbagai informasi sensitif punya pemilik dan pengguna ribuan domain dark web," kata intelijen Under the Breach kepada ZDnet.
Under the Breach mengatakan, data yang bocor bisa dipakai untuk mengetahui pemilik dari email-email yang bocor dan portal dark web. "Informasi ini bisa membantu penegak hukum melacak pihak-pihak yang menjalankan atau ikut serta dalam aktivitas ilegal di situs dark web," ungkap Under the Breach.
Lebih lanjut dijelaskan, jika pemilik website memindahkan portal dark web mereka ke penyedia hosting baru. Namun mereka tetap memakai password lama, maka hacker bisa mengambil alih akun mereka.
Lebih lanjut, jika pemilik situs memindahkan portal dark web mereka ke penyedia hosting baru tetapi menggunakan kata sandi lama, hacker tetap dapat mengambil alih akun baru mereka -jika mereka membobol sandi hash DH yang bocor.
Ini bukan pertama kalinya hosting DH dibobol. Situs ini sebelumnya diretas pada November 2018, ketika penyusup meretas back end database server dan menghapus seluruh domain di dalamnya.