“AI menciptakan medan tempur baru dalam keamanan siber. Perusahaan harus mengubah paradigma: dari sekadar reaktif, menjadi proaktif dan prediktif,” kata Eryk, yang juga dikenal aktif mendorong tata kelola AI di tingkat nasional dan internasional.
Sementara itu, dari kalangan praktisi, acara ini akan dihadiri oleh Rifki Reinaldo, CEO SiberMate, startup teknologi budaya keamanan siber dan Human Risk Management (HRM).
Rifki akan menjelaskan pentingnya pendekatan human risk management dalam konteks keamanan siber. Berdasarkan riset SiberMate, lebih dari 80 persen insiden siber melibatkan faktor manusia, mulai dari kelalaian membuka tautan berbahaya hingga penggunaan password yang lemah.
Dengan teknologi HRM, perusahaan dapat melakukan simulasi phishing secara otomatis, pelatihan daring berbasis peran, mengukur tingkat risiko karyawan berdasarkan perilaku digital mereka, membangun budaya keamanan siber (cybersecurity culture) yang terukur.
Untuk mengetahui paparan lebih detail dari para narasumber Anda dapat menghadiri seminar dengan mendaftar pada tautan berikut http://bit.ly/4eOByge.
Seminar "Digital Defence: Waspada Siber, Lindungi Usaha" ini diharapkan menjadi acara yang sangat relevan dan informatif bagi para pemimpin bisnis, profesional IT, dan seluruh masyarakat yang ingin memperkuat pertahanan digital mereka di era ancaman siber yang semakin canggih.