Telegram mengatakan Durov sering bepergian ke Eropa, jadi dia mematuhi hukum yang berlaku di Uni Eropa, termasuk Undang-Undang Layanan Digital yang bertujuan memastikan lingkungan daring yang aman dan bertanggung jawab.
"Hampir satu miliar pengguna di seluruh dunia menggunakan Telegram sebagai sarana komunikasi dan sumber informasi penting. Kami sedang menunggu penyelesaian segera atas situasi ini. Telegram bersama Anda semua," kata Telegram dalam pernyataannya yang dikutip dari BBC, Senin (26/8/2024).
Sumber pengadilan mengatakan penahanan Durov diperpanjang pada Minggu dan dapat berlangsung hingga 96 jam.
Pavel Durov sendiri lahir di Rusia dan sekarang tinggal di Dubai, tempat Telegram berkantor pusat. Durov memegang kewarganegaraan Uni Emirat Arab dan Prancis.