Batas pertama, yang disebut batas kapasitas energi kinetik, mengacu pada seberapa kecil hewan yang lebih kecil memiliki otot yang tertahan oleh seberapa cepat mereka berkontraksi.
Kedua, yang disebut batas kapasitas kerja, mengacu pada seberapa besar hewan yang lebih besar dapat ditahan berdasarkan seberapa jauh otot mereka berkontraksi.
“Kunci dari model kami adalah memahami bahwa kecepatan lari maksimum dibatasi oleh seberapa cepat otot berkontraksi, serta seberapa banyak otot dapat memendek selama kontraksi,” kata Profesor Christofer Clemente, dari University of the Sunshine Coast dan University of Queensland.
Hewan seukuran cheetah berada di sweet spot fisik dengan berat sekitar 50kg, kata Clemente, di mana kedua batas ini bertepatan. Oleh karena itu, hewan-hewan ini adalah yang tercepat, mencapai kecepatan hingga 65 mil per jam.
Saat menguji keakuratan model, para ilmuwan menemukan model tersebut dengan tepat memprediksi kecepatan lari maksimum pada berbagai hewan mulai dari mamalia besar, burung, dan kadal. Model ini tidak hanya menjawab pertanyaan tentang bagaimana hewan tertentu dapat berlari lebih cepat dibandingkan hewan lainnya, tapi menjelaskan bagaimana otot berevolusi.