Sementara SRM1 diuji pada 7 April di Pangkalan Angkatan Udara Edwards, California. SRM1 ditempatkan di ruang vakum dengan suhu -4 derajat Fahrenheit (-20 derajat Celcius) untuk mensimulasikan kondisi di Mars.
Supaya motor roket dapat bertahan dari dingin yang ekstrem, tim perlu melengkapinya dengan nosel bola yang terperangkap dengan garis pemisah supersonik sebagai lawan dari nosel motor roket padat gimball biasa, yang tidak dirancang untuk iklim Mars.
Bagi yang tidak tahu, Nosel adalah tabung berbentuk khusus yang mengalirkan gas panas, dan digunakan sebagai bagian dari mesin roket untuk menghasilkan daya dorong dengan mempercepat pembuangan panas.
Selama pengujiannya, nosel splitline supersonuk mencapai tingkat kesiapan teknologi keenam dari sembilan berdasarkan skala NASA. Desain nosel baru masih akan menjalani lebih banyak pengujian demi memastikannya mampu menangani guncangan dan getaran intens saat peluncuran.
Dengan pengujian baru saja dilakukan, sampel Mars diharapkan tiba di Bumi pada awal 2030-an, meskipun misi tersebut berada di bawah pengawasan setelah melampaui anggaran dan menghadapi kemungkinan penundaan.