Astronom Gali Data Lama untuk Pecahkan Misteri Cincin Einstein

Dini Listiyani
Astronom pecahkan misteri cincin Einstein (Foto: NASA)

CALIFORNIA, iNews.id - Para astronom menjelajahi arsip data untuk menemukan objek bersejarah pada 1980-an. Objek berhasil memecahkan misteri kosmik yang sudah lama ada.

Saat mempraktikkan sains yang jauh secara sosial, sekelompok peneliti menggali data lama dari Keck Observatory di Mauna Kea, Hawaii dan Chandra X-ray Observatory NASA. Mereka berhasil menemukan quasar luar biasa atau galaksi aktif yang memancarkan sejumlah cahaya. 

Apa yang mereka amati sebenarnya adalah cincin Einstein atau cincin cahaya yang telah dibengkokkan oleh tarikan gravitasi benda besar antara quasar dan Bumi. Proses ini disebut gravitational lensing, sebagaimana dikutip dari Space, Jumat (5/6/2020).

Cahaya yang datang dari galaksi jauh melengkung di sekitar massa besar benda itu saat menuju Bumi. Tapi, tim tidak hanya menemukan cincin Einstein lama, mereka melihatnya pertama kali ditemukan pada 1131+0456. 

Objek ini pertama kali diamati pada 1987 menggunakan jaringan teleskop radio Very Large Array network di New Mexico. Tapi, saat benda ini ditemukan, belum diketahui seberapa jauh benda atau pergeseran merahnya.

Kendati demikian, dengan studi baru, tim mampu menentukan jarak objek dan mereka menemukan jaraknya 10 miliar tahun cahaya dari Bumi. Rekan penulis Daniel Stern, seorang ilmuwan peneliti senior di Jet Propulsion Laboratory di Pasedena, California, dan Dominic Walton, STFC Ernest Rutherford Fellow di University of Cambridge’s Institute of Astronomy adalah yang pertama menghitung jarak objek.

“Tembok Berlin masih berdiri saat cincin Einstein ini pertama kali ditemukan dan semua data yang disajikan dalam paper kami berasal dari milenium terakhir. Ketika kami menggali lebih dalam, kami terkejud sumber yang terkenal dan cemerlang tidak pernah memiliki jarak yang diukur untuk itu. Memiliki jarak adalah langkah pertama yang diperlukan untuk semua jenis studi tambahan seperti menggunakan lensa sebagai alat untuk mengukur sejarah ekspansi alam semesta dan sebagai penyelidikan materi gelap,” kata Stern.

Editor : Dini Listiyani
Artikel Terkait
Health
2 tahun lalu

Urutan Zodiak yang Paling Setia ke Pasangan

Internasional
4 tahun lalu

Pakar Saudi Sebut Umat Islam Bakal Berpuasa Ramadhan 36 Hari dalam Setahun, Kok Bisa?

Sains
4 tahun lalu

Fenomena Astronomi 14 Januari 2022, Ada Nadir Ka'bah hingga Retrograd Merkurius

Internet
4 tahun lalu

7 Fenomena Astronomi di Akhir Tahun, Ada Hujan Meteor hingga Konjungsi Mars-Antares

Berita Terkini
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
Network Updates
News updates from 99+ regions
Personalize Your News
Get your customized local news
Login to enjoy more features and let the fun begin.
Kanal