Gangguan ini diperkirakan dapat ditiru di Bumi dengan meminta orang untuk berbaring, baik telentang atau menyamping. Pada posisi horizontal tersebut, cairan yang disediakan saluran tersebut kurang akurat dalam mengukur posisi.
Biasanya, vestibular bekerja bersama-sama dengan sistem visual untuk merasakan seberapa jauh, seberapa cepat, dan ke arah mana kita telah menempuh perjalanan. Namun di orbit, astronot memiliki lebih sedikit 'beban' pada partikel kecil yang melayang di cairan telinga bagian dalam dan mungkin menjadi lebih sensitif terhadap informasi visual sebagai kompensasinya.
Harris dan rekannya bertanya-tanya bagaimana hal ini dapat berdampak pada persepsi astronot mengenai jarak yang ditempuh dalam simulasi visual, selama dan setelah penerbangan luar angkasa yang lama, dan apakah perubahan postur tubuh memiliki efek serupa.
Para peneliti menguji selusin astronot – enam pria dan enam wanita – sebelum, selama, dan setelah misi mereka selama setahun ke International Space Station (ISS), dan membandingkan kinerja mereka dengan 20 alat kontrol yang berada di Bumi.
Sebelum berangkat dan kembali ke Bumi, para astronot diuji dengan duduk tegak dan berbaring telentang. Di luar angkasa, mereka melayang bebas tetapi diikat ke sandaran.