Namun, beberapa dekade yang lalu, karya teoritis Albert Einstein meramalkan pada jarak tertentu dengan black hole, materi tidak lagi mampu mengikuti orbit melingkar yang stabil, dan akan jatuh lurus ke bawah, seperti air yang melewati bibir saluran pembuangan
tersebut.
Sayangnya, tidak ada alasan percaya hal ini tidak terjadi. Materi harus melintasi event horizon, dan teori gravitasi Einstein telah mendapat banyak sorotan, tapi yang membuat para ahli astrofisika ragu adalah apakah kita akan melintasi event horizon tersebut atau
tidak mampu mendeteksi.
Karya Mummery dan rekan-rekannya memiliki banyak bagian. Salah satunya pengembangan simulasi dan model numerik yang menggambarkan wilayah terjun untuk mengungkap jenis cahaya yang dipancarkannya.
Setelah itu, mereka membutuhkan bukti observasi yang mengandung emisi wilayah yang sama. Black hole yang dimaksud ditemukan di sistem yang berjarak sekitar 10.000 tahun cahaya yang disebut MAXI J1820+070.
Sistem ini berisi lubang hitam sekitar 8,5 kali massa Matahari, dan bintang pendamping biner, yang darinya lubang hitam melepaskan material saat sepasang objek mengorbit, menghasilkan semburan yang bermanifestasi sebagai kerlip sinar-X.
Para astronom telah mengamati black hole ini agar lebih memahami perilakunya, sehingga para peneliti dapat mengakses data berkualitas sangat tinggi yang diperoleh dengan menggunakan instrumen sinar-X NuSTAR dan NICER di orbit rendah Bumi. Secara khusus, mereka fokus pada ledakan yang terjadi pada 2018.