Lendir ini tanpa disadari kemudian dimakan semut, bersama dengan larva cacing, lalu bermigrasi ke perut semut dan terbungkus dengan aman. Parasit juga bisa menuju ke otak semut lalu membajaknya.
Semut yang terinfeksi dipaksa naik ke puncak rumput agar bisa dimakan predator yang lebih besar seperti sapi lalu tumbuh dewasa di dalam tubuh sapi hingga bereproduksi kembali.
Tim peneliti di Departemen Ilmu Tanaman dan Lingkungan Universitas Kopenhagen telah mempelajari lebih dari 1.000 semut yang terinfeksi di Hutan Bidstrup dekat Roskilde, Denmark selama 13 hari.
Tim berteori beberapa faktor mungkin mempengaruhi perilaku aneh semut yang terinfeksi, seperti kelembapan dan waktu. Tapi ternyata suhulah yang memiliki pengaruh paling besar.
Pada hari-hari yang relatif dingin, semut-semut itu tetap menempel pada rumput sepanjang waktu. Namun ketika cuaca menjadi hangat, semut-semut itu merangkak kembali ke bawah.
Mereka tampak melakukan aktivitas normal mereka seperti tidak terinfeksi oleh parasit. Artinya, semut paling sering menjadi zombie pada malam dan pagi hari. Jam-jam tersebut di sebut menjadi saklar on/off untuk semut berubah menjadi zombie.
"Penemuan kami mengungkap adanya parasit yang lebih canggih dari yang kami yakini sebelumnya. Kami bercanda karena telah menemukan saklar zombi milik semut,” kata peneliti, Brian Lund Fredensborg.