Menurut Kevin Turpie dari University of Maryland, terbang di ketinggian ini menghindari masalah umum yang dialami oleh satelit di Bumi. Selain itu, terbang tinggi juga akan memberikan tampilan terbaik Bulan tanpa terpengaruh oleh kondisi luar angkasa.
"Ketika kita di sana, suasananya tidak menjadi masalah. Semakin dekat untuk melihat Bulan seperti yang Anda lakukan dari luar angkasa," kata Kevin yang dikutip dari IBTimes, Selasa (9/12/2019).
Turpie mencatat, melalui air-LUSI dia dan timnya akan dapat mengurangi ketidakpastian dalam pengukuran kecerahan Bulan menjadi 1 persen. Dengan informasi ini, satelit pengamat Bumi yang mengandalkan Bulan untuk mengkalibrasi sensor mereka akan memberikan data yang akurat mengenai berbagai faktor seperti algal blooms, cuaca, dan kesehatan tanaman.
Saat ini, tim air-LUSI masih menganalisis hasil yang dikumpulkan oleh instrumen. Temuan mereka kemungkinan besar akan disajukan dalam studi dalam waktu dekat.