Namun, pesawat berhasil memasuki orbit yang sangat elips di sekitar Venus pada 2015. Kemudian, sejak saat itu orbiter telah mengumpulkan data mengenai planet ini menggunakan kameranya, sebagaimana dikutip dari Digital Trends, Senin (27/4/2020).
Akatsuki mengumpulkan gambar ultraviolet dan infrared. Inilah yang memungkinkan para ilmuwan melihat secara rinci perbedaan suhu di atmosfer antara khatulistiwa dan kutub. Kehangatan Matahari memanaskan siang hari di planet ini, sehingga menciptakan gelombang pasang atmosfer karena perbedaan suhu di antara sisi malam.
Gelombang panas ini mendorong atmosfer di sekitar Venus, membuatnya berputar dengan cepat. Tapi, efek ini lebih jelas pada garis lintang lebih tinggi dan di kutub.
Jadi, ada dua sistem yang bekerja di sini untuk memindahkan panas di sekitar planet Venus. Satu sistem sirkulasi mendorong panas dari khatulistiwa ke arah kutub, di samping super-rotasi yang membawa panas dari planet di siang ke malam hari.
Namun, temuan ini tidak hanya relevan dengan Venus. Mereka juga dapat digunakan untuk memahami exoplanet lainnya. “Studi kami dapat membantu lebih memahami sistem atmosfer di exoplanet yang satu sisi selalu menghadap pusat bintang,” kata ketua peneliti Takeshi Horinouchi dari Universitas Hokkaido.