JAKARTA, iNews.id - Saat Jules Verne menulis A Journey to the Center of the Earth lebih dari 150 tahun lalu, dia membayangkan negeri dengan kristal bercahaya, lautan yang bergejolak, hewan prasejarah, dan jamur raksasa. Tapi, apa yang ada di bawah kaki manusia tetap misteri.
Selama 30 tahun terakhir, pemahaman tentang inti dalam Bumi telah berkembang secara dramatis, dan telah terbukti bergerak dan berubah selama beberapa dekade. Tapi, sebelumnya dianggap berputar pada tingkat yang lebih cepat secara konsisten dibanding permukaan planet, studi baru menunjukkan itu berosilasi, bolak-balik lebih dari satu mil setiap enam tahun.
Siklus tersebut dapat menjelaskan variasi panjang hari, yang telah terbukti berosilasi terus-menerus selama beberapa dekade terakhir. Inti dalam Bumi adalah bola besi padat yang panas dan padat seukuran Pluto – dan sepanas Matahari, sebagaimana dikutip dari Daily Mail.
Tidak mungkin untuk mengamati secara langsung. Artinya peneliti harus mengandalkan pengukuran tidak langsung untuk menjelaskan pola, kecepatan dan penyebab pergerakan dan perubahannya. Tim AS menggunakan data seismik dari tahun 1969 hingga 1974 untuk membuat model komputer dari pergerakan inti.
Simulasi mengkonfirmasi pergeseran permukaan bumi dibandingkan dengan inti dalamnya, seperti yang telah ditegaskan para ilmuwan selama 20 tahun.
Namun, itu bertentangan dengan teori sebelumnya yang menunjukkan tingkat rotasi secara konsisten lebih cepat daripada permukaan planet.
"Inti dalam tidak tetap – ia bergerak di bawah kaki kita, dan tampaknya bergerak maju mundur beberapa kilometer (1,25 mil) setiap enam tahun," kata penulis utama Profesor John Vidale dari University of Southern California.
Penelitian yang diterbitkan pada tahun 1996 adalah yang pertama mengusulkan inti bagian dalam berputar lebih cepat daripada bagian planet lainnya – juga dikenal sebagai super-rotasi – sekitar 1 derajat per tahun.