Rekan Chellman, Joe McConnell, yang memimpin penelitian tersebut, terkejut bahwa manusia memiliki pengaruh yang signifikan terhadap atmosfer berabad-abad sebelum era modern.
"Jelas dari penelitian ini bahwa manusia telah berdampak pada lingkungan di Samudra Selatan dan Semenanjung Antartika setidaknya selama 700 tahun terakhir," ujarnya.
Temuan ini dapat membantu membentuk kembali bagaimana kita memahami atmosfer dan iklim karena model iklim saat ini menggunakan informasi dari masa lalu iklim untuk memprediksi masa depannya. Studi ini menunjukkan pembakaran yang disebabkan manusia mungkin memiliki dampak yang lebih lama pada atmosfer, dan mungkin iklim, dan pada skala yang jauh lebih besar dari yang diperkirakan.
"Dari penelitian ini dan pekerjaan lain sebelumnya yang telah dilakukan tim kami seperti polusi timbal berusia 2.000 tahun di Kutub Utara dari Roma kuno, jelas bahwa catatan inti es sangat berharga untuk mempelajari dampak manusia di masa lalu terhadap lingkungan. Bahkan bagian paling terpencil dari Bumi belum tentu murni di masa pra-industri," ujar McConnell.