JAKARTA, iNews.id - Badan antariksa Rusia, Roscosmos akan menghentikan peluncuran roket Soyuz dari spaceport Eropa di Guyana Prancis. Tindakan ini diambil sebagai tanggapan atas sanksi dari Uni Eropa karena invansi Rusia ke Ukraina.
Uni Eropa memberlakukan sanksi luar terhadap Rusia menyusul serangan rudal dan pasukan di kota-kota Ukraina. Uni Eropa menggambarkannya sebagai invasi yang tidak beralasan dan tak dapat dibenarkan.
“Menanggapi sanksi UE terhadap perusahaan kami, Roscosmos menangguhkan kerja sama dengan mitra Eropa dalam mengatur peluncuran luar angkasa dari kosmodrom Kourou dan menarik personelnya, termasuk kru peluncuran konsolidasi, dari Guyana Prancis,” tulis kepala Roscosmos, Dmitry Rogozin, dalam tweet yang diterjemahkan dari bahasa Rusia, pertama kali dilaporkan oleh space.com.
Roket Soyuz Rusia secara teratur digunakan oleh Badan Antariksa Eropa (ESA) untuk meluncurkan misi ilmiah, dan program Soyuz di Pusat Antariksa Guyana telah beroperasi sejak 2011. Seperti yang ditunjukkan oleh SpaceNews, dalam jangka pendek, ini akan mempengaruhi peluncuran satelit navigasi Galileo yang dijadwalkan April tahun ini, serta misi lain seperti peluncuran teleskop EUCLID ESA.
Ini bukan pertama kalinya Rusia mengancam akan mencabut akses roketnya sebagai protes atas sanksi dari komunitas internasional. Pada 2014, ketika Rusia mencaplok Krimea dan AS memberlakukan sanksi ekonomi, pejabat Rusia mengancam akan menghentikan peluncuran astronot AS ke Stasiun Luar Angkasa Internasional (ISS) menggunakan roket Rusia.