Kenapa Kucing Suka Mengeong pada Manusia Dibanding ke Sesamanya?

Dini Listiyani
Kenapa Kucing Suka Mengeong pada Manusia Dibanding ke Sesamanya? (Foto: unsplash)

JAKARTA, iNews.id - Kucing dikenal suka mengeong. Namun, tahukah Anda dikehidupan dulunya, anak bulu (anabul) ini justru jarang mengeong satu sama lainnya?

Pada awalnya, kucing merupakan makhluk yang suka menyendiri. Mereka lebih suka hidup dan berburu sendiri dibanding berkelompok.

Sebagian besar perilaku sosial mereka terbatas pada interaksi induk-anak kucing. Di luar hubungan ini, kucing jarang mengeong satu sama lain. 

Namun, saat ini kucing mulai hidup berdampingan dengan manusia, vokalisasi ini memiliki makna baru. Dalam banyak hal, saat kucing mengeong kepada kita, seolah mereka melihat manusia sebagai induknya. 

Kucing mungkin pertama kali bertemu manusia sekitar 10.000 tahun lalu. Pemukiman manusia menarik perhatian hewan pengerat, sehingga menarik perhatian kucing mencari mangsa. 

Kucing yang tidak terlalu takut dan lebih mudah beradaptasi berkembang biak karena mendapatkan pasokan manakan yang konsisten. Seiring berjalannya waktu, kucing mengembangkan ikatan lebih dekat dengan manusia. 

Berbeda dengan anjing, kucing pada dasarnya menjinakkan dirinya sendiri. Kucing yang dapat menoleransi dan berkomunikasi dengan manusia memiliki keunggulan dalam bertahan hidup, sehingga menghasilkan populasi yang cocok hidup berdampingan dengan manusia. 

Untuk memahami proses ini, ada eksperimen rubah yang diternakkan di Rusia. Dimulai pada 1950an, ilmuwan  Soviet Dmitry Belyaev dan timnya secara selektif membiakkan rubah perak, mengawinkan rubah yang tak terlalu takut dan agresif terhadap manusia. 

Dari generasi ke generasi, rubah-rubah ini menjadi lebih jinak dan ramah, mengembangkan ciri-ciri fisik yang mirip dengan anjing peliharaan, seperti telinga yang terkulai dan ekor yang keriting. Vokalisasi mereka juga berubah, bergeser dari "batuk" dan "dengusan" yang agresif menjadi "tertawa" dan "terengah-engah" yang lebih ramah, yang mengingatkan pada tawa manusia.

Percobaan ini menunjukkan pembiakan selektif untuk kejinakan dapat menyebabkan berbagai perubahan perilaku dan fisik pada hewan, yang dalam beberapa dekade dapat mencapai apa yang biasanya memakan waktu ribuan tahun. 

Kucing juga telah berubah sejak zaman mereka sebagai hewan liar Afrika. Mereka sekarang memiliki otak yang lebih kecil dan warna bulu yang lebih bervariasi, ciri-ciri yang umum di antara banyak spesies peliharaan, sebagaimana dikutip dari Science Alert,  Senin (30/9/2024).

Editor : Dini Listiyani
Artikel Terkait
Seleb
5 hari lalu

Sabrina Alatas Tidak Suka Kucing, Raisa Anabul Lovers!

Megapolitan
18 hari lalu

Pramono Janji Segera Terbitkan Pergub Larangan Makan Daging Anjing dan Kucing

Internasional
26 hari lalu

Chocolat, Kucing Kepala Stasiun KRL di Jepang Pensiun Setelah Bertugas 6 Tahun

Seleb
1 bulan lalu

Kucing Oren Depan FX Viral di Medsos, Ini Muka Gemasnya!

Megapolitan
1 bulan lalu

12 Kucing Diselamatkan dari Kebakaran Taman Sari, Damkar Dapat Pujian dari Pramono

Berita Terkini
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
Network Updates
News updates from 99+ regions
Personalize Your News
Get your customized local news