Kendati demikian, ada teknik lain yang dapat membantu kucing memperbaiki diri di udara. Dalam metode "tuck and turn", kucing memanjangkan kaki depannya dan menyelipkan kaki belakangnya, memberikan bagian belakang momen inersia yang lebih rendah, yang berarti jumlah resistensi lebih rendah terhadap perubahan gerakan rotasi.
Kemudian, kucing melakukan sebaliknya, menyelipkan kaki depannya dan memperpanjang kaki belakang. Memperluas lengan lebar meningkatkan momen inersia. Ini berbanding terbalik dengan kecepatan. Karena inersia naik, kecepatan turun, dan sebaliknya.
Kucing juga dapat menggunakan apa yang disebut Gbur "the propeller tail". Saat ekor berputar ke satu arah, tubuh dapat berputar di sisi lain. Menurut profesor biomekanik evolusi di Royal Veterinary Collage di University of London John Hutchinso, kontorsi semacam itu dimungkinkan berkat wilayah lumbal fleksibel kucing, ruang antara panggul dan tulang rusuk.
Kucing memiliki tulang belakang kurus, yang membuat mereka lebih fleksibel daripada vertebrata berkaki empat lainnya.
Kemampuan untuk mendarat di keempatnya juga memiliki penjelasan secara neuroanatomik yakni refleks atau respons yang tepat. Tidak seperti refleks sederhana, refleks ini kompleks, yang berarti itu terkait dengan otak sadar.
Namun, ketinggian jatuh juga penting. Penelitian telah menunjukkan kucing mendarat dengan dampak yang lebih kecil ketika mereka jatuh dari ketinggian yang lebih rendah. Hal ini sebagian besar karena hambatan udara, yang memperlambat tubuh kucing cukup untuk memungkinkan mengubahnya.
Menurut penelitian yang diterbitkan dalam Annals of Improbable Research, kucing tidak mungkin untuk mengubah dengan benar dari jarak kurang dari 1 atau 2 kaki (0,3 sampai 0,6 meter).