Kontraksi otot ini dikenal sebagai borborygmi. Namun, kejadian ini sebenarnya tidak hanya terjadi saat lapar, tapi juga saat kenyang, sebagaimana dikutip dari Live Science, Kamis (12/6/2024).
“Perut Anda bisa keroncongan saat lapar atau kenyang karena kita memiliki hormon yang mengatur nafsu makan dan memicu gerak peristaltik,” kata Weir.
Setelah makan, banyak gerakan peristaltik yang terjadi. Rata-rata ada tiga gelombang per menit di lambung dan 12 gelombang di sepanjang usus kecil. Saat makanan didorong melalui saluran pencernaan, makanan tersebut dicampur dan diaduk agar lebih mudah dicerna. Pencampuran zat padat dan cair selama proses pencernaan bukanlah proses yang diam-diam.
Tindakan peristaltik ini sering kali luput dari perhatian karena isi lambung dan usus meredam suara apa pun yang dihasilkan saluran pencernaan. Namun saluran pencernaan yang kosong jauh lebih berisik, yang mungkin menjelaskan mengapa perut keroncongan saat seseorang lapar, sehingga umumnya dikaitkan dengan rasa lapar.
Menurut National Institutes of Health, ketika perut kosong selama beberapa jam, perut mulai mengeluarkan hormon yang disebut ghrelin. Ketika mencapai otak, hormon memicu rasa lapar dan merangsang gerak peristaltik pada saluran pencernaan.
Alasan mengapa lambung dan usus berkontraksi saat tidak ada makanan mungkin untuk membersihkan sisa-sisa cairan, padat, atau mikroba berlebih yang mungkin tertinggal di lambung atau usus.
Peristaltik ini jauh lebih lambat dibandingkan saat saluran pencernaan penuh, karena hanya terjadi sekitar sekali setiap 20 menit. Namun, karena kandungan udara di dalam saluran cerna lebih banyak dibandingkan bahan padat, suara gemuruh yang keras seringkali terdengar saat saluran cerna dalam keadaan kosong. Terkadang, perut keroncongan disebabkan oleh masalah pencernaan.