Prinsip ini yang pada akhirnya membedakannya dengan hacker hitam. Dia bukan bagian dari orang yang bekerja diam-diam menembus sistem keamanan perusahaan, kemudian mamaksa dibayar agar data tetap aman.
Dia juga bukan bagian dari hacker yang kerap menjual data penting di dark web jika kepentingannya tidak terpenuhi. "Saya termasuk orang yang bersyukur atas apa yang saya punya. Saya enggak punya interest berlebihan soal materai," ujarnya.
Dalam perjalanan hidupnya Jim Geovedi memang terkesan tak pernah berorientasi pada materi. Dilansir itgid.com, pada 1998-1999, setelah lulus SMA, Jim Geovedi justru tidak pernah terpikir untuk hidup di dunia yang berkaitan dengan komputer.
Dia justru menjalani kehidupan sebagai seniman grafis di Bandar Lampung. Perkenalannya dengan komputer justru terjadi berkat seorang pendeta.
Dari situ dia kemudian tertarik mendalami komputer dan internet secara otodidak. Terlalu sering mengotak-atik program, membuat Jim Geovedi merasa tertarik untuk mendalami lebih lanjut.