Penulis utama Profesor Nick Schneider mengatakan Mars masih memiliki beberapa kejutan meskipun merupakan planet yang paling banyak dipelajari di luar Bumi. “Perilaku atmosfer Mars sama rumit dan berwawasannya dengan yang ada di Bumi,” katanya yang dikutip dari Daily Mail, Senin (10/8/2020).
Cahaya hijau seperti yang terlihat di Bumi dan Venus, awalnya terlihat oleh Misi Ekspres Mars Badan Antariksa Eropa pada tahun 2003. Meskipun sudah lama terlihat, sekarang baru dianalisis secara rinci dan dinyatakan terus dinamis dan berkembang.
Schneider mengatakan setelah MAVEN muncul pada tahun 2014, para astronom benar-benar dapat mengambil gambar penuh lima kali sehari saat planet berputar. Instrumen MAVEN Imaging Ultraviolet Spectrograph (IUVS), dirancang dan dibangun di lab Schneider, memindai Mars dari jarak 3.700 mil.
Rekaman yang sangat jauh itu memungkinkan jalur cahaya malam dilacak saat bergerak melintasi seluruh planet. Aura tersebut muncul ketika arus udara yang tinggi di atmosfer terjun ke sekitar 40 mil di atas tanah regolith.
Ketika itu terjadi, atom nitrogen dan oksigen bergabung membentuk molekul oksida nitrat, mengeluarkan semburan kecil sinar ultraviolet dalam prosesnya. Dengan kata lain, ketika atmosfernya turun, Mars bersinar. Dia menambahkan itu adalah pelacak yang bagus untuk dinamika antara lapisan atmosfer.
Layaknya di Bumi, mereka bisa berubah sesuai musim. Misalnya, cahaya malam tampak paling terang pada puncak musim dingin di utara dan selatan planet ini. Ini terjadi ketika arus yang lebih panas mengalir dari ekuator dan menuju kutub Mars.
Tim juga menemukan sesuatu yang tidak mereka duga, gumpalan terang menyilaukan yang muncul dan menghilang hampir tepat di atas garis bujur 0 derajat dan garis lintang 0 derajat di Mars.