Artinya, Bumi dikelilingi cangkang puing, mengorbit dengan kecepatan sekitar tujuh hingga delapan km/detik. Hal ini pun membuat para ilmuwan kebingungang bagaimana mengatasi masalah sampah luar angkasa. Karena dapat menimbulkan risiko bagi manusia di Bumi.
Puing-puing yang tertinggal di bawah 600 km biasanya jatuh kembali ke Bumi dalam beberapa tahun. Dalam 50 tahun terakhir, rata-rata satu keping puing jatuh kembali ke Bumi setiap hari. Peningkatan populasi puing-puing luar angkasa juga meningkatkan potensi bahaya bagi semua kendaraan luar angkasa, termasuk ke International Space Station (ISS).
"Kita perlu membersihkan dengan menemukan mekanisme yang tepat ketika kita meluncurkan objek ke luar angkasa, ada lebih sedikit puing," kata Sarah Al Amiri, ketua UEA Space Agensu.
Sarah juga meminta pembuat pesawat antariksa menambahkan teknologi baru. "Tapi saya yakin dengan inovasi sejati, Anda dapat menemukan teknologi baru yang saya tidak percaya ada saat ini, di mana pesawat luar angkasa akhirnya dapat mengurus dirinya sendiri," ujarnya.
NASA telah mengeluarkan persyaratan yang mengatur desain dan pengoperasian pesawat demi mengekang pertumbuhan puing-puing orbit. Rusia, China, Jepang, Prancis, dan Badan Antariksa Eropa semuanya telah mengeluarkan pedoman mitigasi puing orbit.