Memahami data yang dimiliki seputar fenomena udara tak dikenal, kata NASA, sangat penting untuk membantu kita menarik kesimpulan ilmiah tentang apa yang terjadi di langit.
"Data adalah bahasa para ilmuwan dan membuat hal yang tidak bisa dijelaskan menjadi bisa dijelaskan," ujarnya.
Tim studi akan diketuai oleh astrofisikawan David Spergel, presiden Yayasan Simons, dan pejabat NASA yang mengatur upaya tersebut adalah Daniel Evans, asisten wakil administrator asosiasi untuk penelitian di SMD.
Tetapi pembaruan hari ini mengungkapkan tim lengkap. Akan ada 16 penyelidik dari berbagai bidang, mulai dari astronomi, oseanografi, ilmu komputer, hingga jurnalisme. Bahkan ada mantan astronot NASA dalam kelompok itu.
"NASA telah mengumpulkan beberapa ilmuwan terkemuka dunia, praktisi data dan kecerdasan buatan, [dan] pakar keamanan kedirgantaraan, semuanya dengan tugas khusus, yaitu memberi tahu kami cara menerapkan fokus penuh sains dan data ke UAP," ujar Evans.