JAKARTA, iNews.id - Para peneliti di University of California San Diego menangkap gambar close-up pada satu stomata, pori yang ditemukan di epidermis daun, membuka, dan menutup dalam gerakan yang terlihat seperti bernapas.
Mengetahui tanaman dapat memberi sinyal mouths menanggapi tingkat perubahan akan memungkinkan para ilmuwan mengedit sinyal tersebut dan menghasilkan tanaman yang tahan terhadap efek perubahan iklim. Hal ini diungkapkan juru bicara National Science Foundation (NSF) Jared Dashoff.
"Respon terhadap perubahan sangat penting untuk pertumbuhan tanaman dan mengatur seberapa efisien tanaman dalam menggunakan air, yang penting karena kita melihat peningkatan kekeringan dan kenaikan suhu," kata Julian Schroeder, yang memimpin penelitian baru tersebut.
Iklim yang berubah dapat memengaruhi keseimbangan antara masuknya karbon dioksida dan hilangnya uap air melalui stomata. Jika tanaman, terutama yang ditanam untuk makanan, tidak dapat menemukan keseimbangan, mereka menjadi kering dan tidak berguna.
Sebuah studi pada 2021 juga didanai oleh NSF, menemukan produktivitas pertanian global selama 60 tahun terakhir masih 21 persen lebih rendah daripada tanpa perubahan iklim.