Dalam kondisi tersebut, cahaya dengan panjang gelombang pendek seperti biru dan ungu lebih banyak tersebar, sementara cahaya dengan panjang gelombang lebih panjang seperti merah dan jingga tetap melaju ke arah mata pengamat. Akibatnya, langit tampak berwarna merah atau oranye.
Fenomena ini dijelaskan dalam kajian fisika atmosfer dan juga menjadi dasar mengapa langit tampak biru pada siang hari. Lembaga meteorologi dan ilmuwan sepakat bahwa hamburan Rayleigh adalah proses alamiah dan tidak berbahaya.
Namun, intensitas warna merah di langit bisa tampak lebih pekat dalam kondisi tertentu. Misalnya, ketika terdapat asap kebakaran hutan, debu vulkanik, atau polusi udara. Partikel tambahan di udara dapat memperkuat efek penyaringan cahaya matahari, sehingga warna merah terlihat lebih dominan.
Dalam situasi tersebut, yang perlu diwaspadai bukanlah warna langitnya, melainkan kualitas udara yang bisa berdampak pada kesehatan, terutama bagi kelompok rentan seperti anak-anak, lansia, dan penderita gangguan pernapasan.