JAKARTA, iNews.id - Indonesia dikenal sebagai salah satu kontributor polusi plastik laut terbesar di dunia dengan menghadapi 7,8 juta ton sampah plastik per tahun, dan lebih dari 1 juta ton berakhir di laut. Tak heran, jika Indonesia menjadi fokus utama daur ulang sampah plastik.
Sementara data dari World Bank menyebutkan Indonesia adalah penyumbang sampah plastik terbesar kedua di dunia setelah China, dengan sekitar 3,2 juta ton sampah plastik terbuang ke laut setiap tahun.
Bagaimana mengurangi dampak sampah plastik? Pemerintah dan berbagai pihak terkait seperti NGO dan swasta mendorong solusi inovatif, seperti ekonomi sirkular, memperkuat Extended Producer Responsibility (EPR), dan meningkatkan infrastruktur daur ulang. Di samping itu, penggunaan kembali (reuse) sebagai strategi utama, selain daur ulang tradisional untuk mencapai target nol sampah plastik.
Seperti yang dilakukan Blue Generation. Mereka melakukan solusi inovatif dalam mengurangi limbah dengan memanfaatkan kembali material, dan menciptakan dampak positif bagi lingkungan.
“Di tengah tantangan lingkungan global, Blue Generation mendorong terciptanya masa depan yang lebih bersih dan lingkungan hidup yang lebih kondusif bagi semua. Selain itu, Blue Generation ingin membangun budaya tanggung jawab terhadap lingkungan dan memudahkan masyarakat dalam mendaur ulang dan mengurangi polusi,” ujar Pendiri Blue Generation, Maddison Kurniawan dalam keterangan persnya, Selasa (9/12/2025).
Selain menyumbang furnitur ramah lingkungan, Blue Generation juga berupaya mengajarkan lebih banyak anak dan siswa mengenai pentingnya daur ulang melalui hands-on experience dan kunjungan sekolah.