Ini adalah kunci karena laju rotasi bintang dianggap berkontribusi pada kekuatan medan magnet. “Medan magnet adalah kekuatan pendorong yang bertanggung jawab atas semua fluktuasi dalam aktivitas,” kata ahli astrofisika Sami Solanki dari MPS.
Dari data Kepler, para peneliti memilih bintang dengan periode rotasi antara 20 dan 30 hari. Mereka mereferensikan bintang-bintang itu dengan data dari satelit Gaia dan mengidentifikasi 369 bintang yang sebanding dengan Matahari dari segi warna, massa, komposisi, usia, suhu, dan laju rotasi.
Kemudian mereka membandingkan variabilitas kecerahan bintang-bintang tersebut sebagaimana dicatat oleh Kepler terhadap Matahari. Hasilnya jelas. Fluktuasi Matahari sangat lemah dibanding sebagian besar bintang lainnya.
Biasanya, bintang-bintang lain berfluktuasi lima kali lipat dari Matahari. “Kami sangat terkejut sebagian besar bintang seperti Matahari jauh lebih aktif dibanding Matahari,” kata astronom Alexander Shapiro dari MPS.
Tapi, tidak semua bintang memiliki sunspot Matahari yang terdeteksi dan laju rotasinya tidak dapat direkam. Untuk perbandingan yang lebih luas, tim mengukur Matahari terhadap 2.500 bintang dengan laju rotasi yang tidak diketahui. Dalam hal ini Matahari tampak jauh lebih normal.