Agar Persaingan Sehat, Starlink di Indonesia Harus Diatur 

Anggie Ariesta
Starlink di Indonesia Harus Diatur  (Foto: Starlink)

"Kalau tidak ya akan saling menggerus, utamanya pasar seluler dan fixed broadband akan tergerus," tutur Heru. 

Sejatinya perusahaan telekomunikasi nasional siap berkompetisi dengan Starlink. Meski saat ini kondisi perusahaan telekomunikasi di Indonesia tak sehat, mereka masih menanggung beban regulasi (regulatory charges) yang sangat tinggi, lebih dari 15 persen, padahal ambang batas sehat kurang dari 8 persen.

Saat ini Starlink dikenakan regulatory charges sangat rendah. Kominfo hanya mengenakan biaya hak penggunaan (BHP) Izin Stasiun Radio (ISR) satelit ke Starlink. Jumlah BHP ISR yang dikenakan Kominfo ke Starlink juga hanya dihitung 1 unit satelit dengan nilai maksimal Rp2 miliar per tahun.

Padahal satelit Starlink yang memancar di Indonesia lebih dari 200 unit. Sebagai perbandingan, BHP Izin Pita Frekuensi Radio (IPFR)  operator seluler dan dibayarkan ke kas negara tahun 2023 mencapai Rp21,1 triliun

Saat ini operator satelit nasional dikenakan BHP ISR berdasarkan jumlah kepemilikan satelit. Jika punya dua satelit, maka harus membayar Rp4 miliar.

Editor : Dini Listiyani
Artikel Terkait
Internet
2 bulan lalu

Komdigi Ancam Cabut Izin Starlink jika Nekat Jual Perangkat Jelajah

Internasional
3 bulan lalu

Layanan Internet Starlink Down, Ini Penyebabnya

Gadget
1 tahun lalu

Tantangan di Era Digital Kian Besar, Teknologi Baru Jadi Kunci Menghadapinya

Bisnis
1 tahun lalu

Perusahaan Ini Jadi Reseller Starlink untuk Perluas Akses Internet ke Daerah Terpencil Indonesia

Berita Terkini
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
Network Updates
News updates from 99+ regions
Personalize Your News
Get your customized local news
Login to enjoy more features and let the fun begin.
Kanal