Seniman kawakan Heri Dono menghadirkan beberapa karya seperti "Semar sebagai Doraemon untuk Adanya Rumah", "The Journey of Dinosaurs to Superheroes", dan "Trump Unity". Heri sukses memadukan sejumlah karakter pewayangan, dengan visual arts, musik, storytelling, kritik sosial berbalut humor, dan berbagai mitos dalam hidup.
Sementara itu, seniman baru seperti Sherry Winata, Redmiller Blood, dan Arkiv Vilmansa juga menghadirkan karya-karya unik yang menarik perhatian pengunjung. Peter Rhian Gunawan, menciptakan karakter Redmiller Blood yang menampilkan karya lukis berjudul "King". Dalam karyanya, Peter Rhian berusaha menggambarkan ekspektasi masyarakat dalam lingkungan modern saat ini, di mana setiap orang ingin menjadi nomor satu dengan berbagai cara, tanpa memedulikan prosesnya.
Dia menjelaskan, di balik sosok Red Miller Blood, tersembunyi makna mendalam tentang sisi gelap manusia, perjuangan, dan harapan. Redmiller Blood merupakan simbol karakter/sifat shadow, merepresentasikan insecurities, bahkan suicidal thoughts. Namun, di balik sisi kelamnya, Redmiller Blood juga melambangkan perjalanan manusia.
Simbolisme ini semakin diperkuat dengan air mata pelangi yang dimiliki Redmiller Blood. "Pelangi yang melambangkan penerimaan dan keyakinan akan harapan. Air mata pelangi Redmiller Blood menjadi pengingat bahwa di balik kesedihan dan kesulitan, selalu ada cahaya dan harapan," katanya.
Lebih lanjut, Peter Rhian Gunawan menjelaskan, Redmiller Blood merepresentasikan keadaan mental dan kebiasaan manusia untuk memakai topeng dalam kehidupan. Topeng ini digunakan untuk menyenangkan dan diterima oleh orang lain, meskipun tidak selalu mencerminkan diri mereka yang sebenarnya.