Sherry Winata juga menampilkan karya yang unik dengan memadukan kanvas dengan kristal, glitter, flannel, dan resin sehingga tampak berdimensi. Dia mengatakan bahwa lukisan bisa menjadi alat tersembunyi dalam melakukan penyembuhan, kebangkitan, dan kenaikan.
Dalam setiap karyanya, bukan sekadar gambar statis, namun merupakan ekspresi hidup cinta tanpa syarat maupun proses transformasi perjalanan penemuan jati diri, pergulatan dan penyembuhan luka batin.
“Melukis bagi saya ibarat bermeditasi. Ketika ada masalah atau tengah beremosi, saya melukis dan menuangkan energi negatif menjadi positif lewat berkarya, sekaligus mencari solusi dari persoalan kehidupan yang saya hadapi," kata wanita yang tinggal di Bandung itu.
Tak hanya bisa dinikmati di ajang dalam negeri, karyanya juga hadir di tempat-tempat bergengsi, seperti Las Laguna Art Gallery di California, Amerika Serikat. Keindahan artistik karyanya meluas ke panggung global, sebagaimana dibuktikan dengan masuknya lukisan ‘The Dance of The Colours And Form’ dalam pameran virtual SCORE (Southern California Open Regional Exhibitions) Height by Width by Depth.
Sementara itu, Arkiv Vilmansa masih terus berkarya dengan karakter kartunnya yang unik. Warna, bentuk, dan garisannya dipengaruhi oleh para jenius kreatif di industri yang dihormatinya seperti Takashi Murakami dan Nigo. Dia telah bekerja selama hampir 20 tahun dalam karier seninya, berkolaborasi dengan galeri seni multinasional.