Aku pun mencoba berkeliling dengan menyewa sepeda. Tak rumit. Cukup isi formulier, bayar dan sepeda siap digenjot. Enaknya naik sepeda tak harus mengurus rijbewisj.
Udara yang dingin bahkan di siang hari mencapai 7-12 C serta hujan yang sesekali turun, tak membuatku sakit. Sehingga tak harus berurusan dengan kliniek dan membeli obat atau siroop di apotheek.
Jika udara sedang dingin, tapi tetap mau jalan-jalan, bolehlah naik trem di dalam kota. Ke kota sebelah bisa naik spoor yang jadwalnya semua precise.
Sempat tergoda ikut merokok, yang pasti nikmat seperti malam hari di Puncak. Selain aku sudah stop, rokok mereka juga gak asyik. Karena harga rokok yang mahal membuat anak-anak muda melinting dengan papier. Aku juga khawatir anak-anak ini mengisap ganja. Buat mereka legal tetapi bisa saja buat turis itu crimineel. Aku malas harus berurusan dengan politie dan menyewa advocaat.
Suatu petang saat jalan-jalan mencari bioscoop bersua dengan anak-anak muda yang lagi berdemo membela Palestina. Demo berjalan damai. Mereka menawarkan warga untuk teken petitie.
Karena asyik nonton demo, jadi terlewat rooster bioskop. Lagi pula tak ada film Agak Laen di Utrecht.