JAKARTA, iNews.id - Ditutupnya destinasi wisata terkait pandemi Covid-19 harus menjadi momentum bagi para pengelola destinasi di Tanah Air untuk mengevaluasi dan menata ulang tempat wisatanya. Tujuannya, agar tempat wisata tersebut menghadirkan kesan yang lebih baik untuk wisatawan termasuk mulai menerapkan pariwisata berkelanjutan.
Terlebih akan hadirnya kondisi “new normal” atau tren baru dalam berwisata pascapandemi, di mana wisatawan akan lebih memerhatikan protokol-protokol wisata, terutama yang terkait dengan kesehatan, keamanan, kenyamanan, sustainable and responsible tourism, authentic digital ecosystem, dan lainnya.
"Hal-hal seperti ini akan menjadi platform kita ke depan, bagaimana pariwisata berkelanjutan jadi sebuah konsekuensi dari bagian pengembangan pariwisata," kata Staf Ahli Bidang Pembangunan Berkelanjutan dan Konservasi Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Frans Teguh, dalam “Ngabuburit Pariwisata Nasional” dengan tema ‘Peran Sentral Sustainable Tourism pada Paradigma Baru Pariwisata PascaCovid-19’, belum lama ini.
Turut hadir dalam acara tersebut Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas, anggota Indonesia Sustainable Tourism Council (ISTC) M. Baiquni, Ketua Umum DPP GIPI Didien Djunaedy, serta Waketum GIPI yang juga anggota ISTC David Makes.
Frans menjelaskan, dalam penerapan pariwisata berkelanjutan sudah terdapat pedoman-pedoman yang dikeluarkan oleh Global Sustainable Tourism Council. Indonesia juga secara aktif berkoordinasi dengan UNWTO hingga terbentuknya Indonesia Sustainable Tourism Council (ISTC).