“Program kerja sama sudah dilakukan sejak tahun 2019 yang diikuti oleh sebanyak 55 perguruan tinggi dan pada 2020 ini diikuti oleh sebanyak 109 Perguruan Tinggi yang menyebar di seluruh provinsi di Indonesia,” kata Wisnu Bawa.
Acara ini dihadiri oleh tiga narasumber yaitu, Spesialis Pariwisata Vitria Ariani, Profesional dalam Organisasi dan Pengembangan SDM Urip Sedyowidodo, serta Dosen Ilmu Komunikasi Riki Arswendi.
Spesialis Pariwisata, Vitria Ariani mengatakan Desa Wisata merupakan kelompok swadaya dan swakarsa masyarakat yang dalam aktivitas sosialnya berupaya untuk meningkatkan pemahaman kepariwisataan, serta mensukseskan pembangunan kepariwisataan.
“Desa Wisata dibentuk untuk memberdayakan masyarakat agar dapat berperan sebagai pelaku langsung sebagai upaya meningkatkan kesiapan dan kepedulian dalam menyikapi potensi dan daya tarik pariwisata di wilayah mereka,” ujar Vitria.
Adapun kriteria pengembangan Desa Wisata yaitu memiliki atraksi wisata unggulan, memiliki kelembagaan, memiliki sarana prasarana memadai, memiliki akomodasi wisata pendukung, dan memiliki keterlibatan masyarakat.
Program Pelatihan Pendamping Desa Wisata tahun ini tidak hanya pada tataran pemahaman dasar tentang sadar wisata dan desa wisata, tetapi juga memberikan informasi-informasi baru terkait dengan sektor pariwisata di era normal baru, yaitu Cleanliness, Healthy, Safety dan Enviroment di desa wisata.