“Saya juga ingin memberikan nasihat, bahwa geopark itu bukan hanya secarik kertas. Namun, tujuannya luhur untuk kelestarian lingkungan, konservasi, edukasi dan ujungnya kesejahteraan masyarakat. Percuma ada geopark kalo masyarakatnya tidak sejahtera,” kata Menparekraf Sandiaga.
Sandiaga juga menjelaskan, pengembangan geopark ini juga harus melibatkan UMKM, juga destinasi wisata alam lainnya yang terintegrasi dan terimplementasi dengan baik.
“Menurut standar UNESCO, pengembangan geopark wajib mengedepankan konservasi dan edukasi dan mengedepankan prinsip ekonomi setempat dan budaya setempat, termasuk flora dan fauna endemik setempat,” ujarnya.
Menurut sejarah, Batu angus merupakan tumpukan bebatuan dari lahar beku yang mengarah ke laut. Lava ini terbentuk akibat letusan Gunung Gamalama yang megah tepat menjadi latar belakang Batu Angus pada tahun 1737, yang kemudian membentuk Batu Angus di Kulaba, juga pada tahun 1763 membentuk Batu Angus di Tubo Tugurara dan tahun 1907 membentuk Batu Angus di antara belakang Bandara Sultan Babullah hingga Tarau, Kecamatan Ternate Utara.