Pada kedalaman yang gelap itu, Salman mengungkapkan belum menemukan sama sekali mahluk lain terkecuali udang hitam berhabitat di sana. Ornamen-ornamen dalam goa dan bias cahaya matahari yang menembus bebatuan dasar telaga menghipnotis mata para penyelam.
"Indah. Saya sendiri telah tiga kali menyelam dalam goa itu. Semakin dalam suhu air semakin dingin," kata pria yang berdomisili di Desa Ponggiha, Lasusua.
Batu menyerupai manusia
Di dalam Goa Tapparang, tepatnya di sisi kanan liang tersebut terdapat sebuah batu yang diserupakan seorang manusia yang sedang duduk bertahiyat. Objek tersebut dibalut sarung bermotif kotak-kotak dan di bagian atasnya dibungkus kafan putih.
Terdapat sebuah bekas pembakaran kemenyan, tempurung kelapa, arang bekas pakai dan sesajen berisi beras ketan hitam dan sebuah telur yang dialas menggunakan daun pisang. Selain wisata, beberapa pengunjung juga mempercayai jika dengan mengikat tali pada sebuah pohon besar di mulut goa tersebut bakal mudahkan niatnya terwujud.
Tokoh masyarakat setempat, Muallim, mengatakan nama Tapparang itu sendiri berarti danau atau telaga. Goa ini bahkan dikenal keramat sejak dahulu. Masyarakat setempat kerap diperdengarkan suara aneh pada malam Jum'at.
"Seperti ada suara-suara pukulan gong," ujarnya.
Selain itu, dahulu masyarakat juga kerap diperdengarkan layaknya suara aktifitas menumbuk padi hingga musik tarian melulo. Meski tak ada pemukiman di sana, suara-suara sekelompok masyarakat itu terdengar jelas di telinga.