JAKARTA, iNews.id - Badan Pelaksana Otorita Labuan Bajo Flores (BPOLBF) bersama Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) bersiap mengembangkan 4 zona pengembangan pariwisata di Hutan Bowosie Labuan Bajo, Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur (NTT). Nantinya pengembangan area itu untuk menghadirkan kawasan pariwisata berkelanjutan, berkualitas dan terintegrasi di Labuan Bajo.
Pengembangan pariwisata di Hutan Bowosie Labuan Bajo ini, diperkirakan akan menyerap 10.000 tenaga kerja. Perhitungan tersebut sesuai dengan hasil analisa BPOLBF, yakni didasarkan kebutuhan pembangunan dan kebutuhan daya tarik wisata yang akan tersaji di kawasan seluas 400 hektar.
Direktur Utama BPOLBF, Shana Fatina mengatakan, nantinya tidak hanya kebutuhan SDM yang besar di kawasan tersebut. Lebih lanjut, kata dia, akan terjadi perputaran ekonomi di kawasan tersebut, hasil UMKM di Labuan Bajo akan terserap di kawasan tersebut itu.
“Tidak kalah pentingnya desa-desa di sekitar akan ditata dan dilibatkan, seperti kebutuhan SDM, supply logistik, produk kreatif, seni budaya, kebutuhan homestay, dan sebagainya” ujar Shana, dikutip dari siaran pers, Jumat (4/3/2022).
Shan mengatakan, pengembangan tersebut berdasar amanah Presiden Joko Widodo melalui Perpres Nomor 32 Tahun 2018 dengan penetapan pengelolaan dilakukan oleh Badan Pelaksana yang dibentuk pada tahun 2019, di mana didalamnya mengatur tentang perubahan status dan pemanfaatan 400 hektar hutan Bowosie di Kabupaten Manggarai Barat,
Shana pun mengatakan semua pembangunan ini akan mengedepankan prinsip keberlanjutan lingkungan, dan menjadi komitmen BPOLBF dalam mengembangkan kawasan pariwisata berkualitas di hutan Bowosie.
Ditambahkan Kepala Desa Golo Bilas, Paulus Nurung mengatakan, adanya pengelolaan di kawasan Hutan Bowosie diharapkan dapat membuka lapangan kerja dan meningkatkan taraf hidup masyarakat desa mereka. Dia juga menginginkan pembangunan pariwisata di Labuan Bajo bisa dinikmati semua lapisan masyarakat, termasuk warga desa lokal.